Minggu, 02 Agustus 2015

SEPUCUK EDARAN BUPATI

Membaca ini, langsung terjadi kontroversi hati.



Agak terpana juga saya membaca edaran ini, apalagi suratnya miring-miring seperti ini. Halaag.

Point 1, Kegiatan Belajar Mengajar dimulai pukul 06.00 s/d 13.30.
Berarti,  berangkat lebih pagi, masak lebih pagi. Hmm, akan berasa masak buat saur nampaknya. Untuk yang punya pembantu siap layan mungkin tak jadi persoalan. Untuk ibu RT tanpa pramuwisma, sepertiku, mungkin awalnya lebih ribet, waktu panik-nya akan berasa lebih menggedor-gedor adrenalin *.   Ibarat sleeping beauty yang terbangun bukan karena kecupan pangeran, tapi jingle alarm bernada sirine*.  Sleeping beauty yang bangun dengan lemah lembut, dengan ‘hoaaaah’ mendesah, merayu, mengundang*, mungkin akan berubah adegannya menjadi ibu-ibu yang terbangun saat mimpi yang lagi seru-serunya diputus. Dan ‘hoaaaaah’ yang mendesah itu berubah menjadi … “Astaga! Kesiangan!”.
Pada keluarga dengan  pembantu, ibu yang baik, menyediakan makan lebih pagi tidaklah menjadi masalah (sedikit sih, masalahnya). Tapi bayangkan, bagaimana dengan anak-anak yang ditinggal ibunya bekerja, semisal TKI, Pekerja pagi (berjualan di pasar), pabrik?
Bukan cerita isapan jempol, beberapa orang murid tak pernah sarapan karena ‘ketiadaan’ ini.  Bayangkan, pada muris kelas in, setelah dia tak sarapan, pada saat istirahat tiba, dia tak dapat jajan karena penjual dilarang berjualan di sekolah. Maka tak aneh, otaknya yang minim suplay nutrisi harus bekerja ekstra berat untuk mencerna pelajaran di kelas. Kasihan.

Point 2.  Seluruh siswa harus menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi ke sekolah, pada saat ada jam mata pelajaran PENJASKES (Olah raga).  Semua siswa dilarang menggunakan sepedah motor dengan alasan apapun. GOOD POINT.
Tapi tetap saja ada ‘tetapi’, apakah PEMDA telah menyediakan sarana aman untuk pengendara sepeda? Jalur khusus, misalnya. Karena jangan-jangan bukannya sehat yang dicapai dengan bersepeda ke sekolah, melainkan bonyo, karena kecelakaan dengan kendaraan bermotor lain.  Selain itu para orang tua miskin, (sekali lagi) akan terbebani dengan keharusan menggunakan sepeda, walau hanya seminggu sekali.
Memang dengan instruksi ini, setidaknya ini menjadi salah satu cara mengeliminasi siswa yang jarak tempuhnya jauh dari sekolah. Sistem rayon pada PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) akan berjalan dengan sendirinya.


Bersambung

  

Tidak ada komentar: