Senin, 30 Juni 2008

HOUSE WIFE

Gue hari ini lagi empet di tempat kerja, too much to do, too many expectations, too many deadlines, too much pressures, yet too little time.. L
Secara gak sengaja gue nyemprot salah satu anak buah gue barusan, hiks. Aku padahal jarang banget marah di kantor.
Sedih gue, padahal itu staf ku yang paling rajin kerjanya.
Pernyataan maafku ke orang itu kok gak juga bisa bikin dada ini lebih ringan ya?...

Eniwei.. life goes on.

Aku meringis membaca e-mail temenku, di hari senin ini. Lalu aku balas dengan bunyi seperti ini:

bener kata orang kali ya : Tell me why I don't like monday...
Apa ada kaitannya dengan mood week end yang serba santai? sehingga senin ini terasa semuanya... too much... padahal itu dosis yang biasa untuk selasa sampai jum'at!

Apa kamu tak membayangkan keadaanku yang tak pernah punya week end? bagiku senin sampai senin ya sama saja. Enak sekali kalian para wanita karir yang mempunyai WEEK END. Punya gaji. Punya staf. dan kemampuan kalian menghadapi segala sesuatu yang - too much-

Aku tak bisa bayangkan bila aku ada di tempatmu. Bisa jadi dengan Democrazy, aku bubarkan kantor untuk sementara, itu kalo aku seorang bos seperti kamu. Kalo aku ada di kasta media, barangkali aku lebih baik melenyapkan diri sejenak. & kalo aku ada di kasta rendah lagi... aku lihat kehidupan rumah lebih menyenangkan...!

Berbahagialah kamu yang bisa melakukan segala sesuatu yang... too much...

Aku yang hanya menangani rumah mungil seorang suami, seorang ABG, 2 anak, 1 balita- sudah merasa cukup- too much- menjadikan semua itu alasan untukku menjerit-gegerewekan- menyalurkan bakat seriousaku, mengejar obsesi nyanyi bareng Pavaroti.

See! kamu lebih beruntung bukan?

Temanku membalas emailku dengan gembira dan rasa terima kasih katanya, aku berhasil menghiburnya, membuat ia sumringah.

Aku tersenyum kecut. Benar dia juga melihat aku berada pada posisi yang -menurutnya- melakukan pekerjaan yang... too much...
Tapi aku tetap merasa kurang, kurang aman barang kali...

Tidak ada komentar: