Jumat, 27 Desember 2013

PINDAHAN/RAMPOKAN?


Saya ingat kejadian ini berlangsung beberapa tahun yang lalu. Suatu malam kami dihebohkan dengan tetangga yang akan pindahan. pindahan kok malam2 gini ??? pak ReTe marah, bapak2 pengurus RT datang smua ,Truk dan pasukannya ( 10 orang) di suruh pergi, aneh...... yg punya rumah gak ada!
 *

Status bu RT ini cukup mengejutkanku, disela sarapan, berita pagi, dan obrolan ringan yang saling ga nyambung sama suami. Status yang mengingatkanku pada peristahu 6-7 tahun lau. Saat masku beserta keluarganya baru pulang dari Jepang setelah tinggal di Negeri itu selama 6 tahun.

Setelah 6 tahun tinggal di negeri orang, pulang membawa keluarga, dengan beberapa kali transit selama perjalanan, lelah dan gembira, haru.. dan perasaan apalagi yang melengkapinya setelah mendapati rumahnya : BERSIH. tak tersisa apa-apa. sekalipun foto-foto di dinding. Foto-foto pajangan pengantinya...

Pekerjaan perampok yang sangat bersih, terlihat begitu 'seperti pindahan'. Bayangkan, panci, alat makan, foto.. habis! kami sering tertwa jika mengingat kejadian itu. Sebagaimna keajaiban hilangnya isi rumah masku, Tuhan juga memberi pertolongan dengan cara yang sangat manis. Teman-teman masku secara sukarela: menyumbang untuk mengisi rumah kosong itu menjadi layaknya rumah. lengkap dengan alat makan dan masaknya!
yah kecuali foto-foto keluarga yang juga hilang, mereka tak mungkin menggantinya dengan foto-foto 'penyumbang' itu kan?

Ternyata modus 'seperti pindahan' ini menjadi cara standard kebanyakan perampok masa ini. Seberang rumah mbakku di Pekayon, malah nampak merampok dengan anggun. dilengkapi mobil kijanng, seolah itu adalah 'keluarga'. Ibuku yang berlaku tetangga cuma mbantin: 'Ni orang maunya apa sih, baru 2 hari yang lalu pindah, belum kenalan, sekarang dah mau pindah lagi?'

Andai ibuku tahu yang sebenarnya...

Dibalik cerita ini, ternyata banyak sekali hikmahnya.
1. kita makin hati-hati
2. Ternyata bersopan-santun dengan tetangga baru/orang baru itu penting. selama ini ada anggapan jika kewajiban mengenalkan diri adalah dari orang baru, ternyata tumbang oleh kisah-kisah perompak2 anggun ini.
3. Mengenal tetangga dengan baik wajib hukumnya.

Oh, sepertinya aku seorang yang menghianati 3 point itu, karena kejadian 'termanipulasi keadaan' terjadi di depan rumahku. Di siang bolong, anak-anak bermain di jalan. Dan si tetangga sedang ramai dengan tamu-tamunya, selain ada tukang bangunan yang bolak-balik membenahi rumah tetanggaku itu. Tak seorangpun menyangka, seorang pelaku Curanmor bisa melenggang membawa Tiger si tuan rumah di rumah yang sedang meriah itu.

Dan sekali lagi, kami tetangganya, hanya prihatin, kaget, dan bicara dengan redaksi yang sama seperti:
"kirain temannya anak, bu"
"Kirain tamunya."
"Kirain..."

Memang pengalaman adalah pembelajar yang mahal. kadang menjadi terasa mewah, dan sangat berharga, karena banyak kejadian 'perampokan anggun' seperti ini meninggalkan cacat jiwa bagi warga. Paranoid, adalah gejala yang jelas sekali. Siapa yang akan bertanggung jawab?

Kalu bukan kita yang harus membenahi kepedulian kita terhadap lingkungan.
(peduli bukan berarti usil n jadi rese ya..)

Salam waspada

Tidak ada komentar: